desa petir tercinta

 DESA PETIR KU TERCINTA - walaupun hingga saat ini saya masih menjadi warga desa Petir yang hampir bisa dikatakan tidak pernah pulang dan tidak pernah peduli mungkin anggapan untuk sebagian orang tetapi sebetulnya dari lubuk hatiku yang paling dalam Aku sangat bangga dibesarkan di desa kecil yang dulu Desa ini sangat terkucil .
Cah petir
Desa Petir adalah desa yang kecil dan warganya juga tidak pernah banyak antara 30 sampai 37 KK, hingga saat ini saya juga tidak tahu persis tapi saya yakin tidak akan menambah banyak mungkin hanya segitu gitu saja , lain dibandingkan dengan Isa yang lain yang dalam satu RT bisa penduduknya mencapai 80/90 warga.

Dari sinilah aku mau bilang kalau Desa ini memiliki warga yang hebat hebat dan solid-solid ,bagaimana tidak?
Yahh....
Saya contohkan dalam satu acara keagamaan atau tradisi Misalnya saja ketika bulan Maulid  , sudah menjadi tradisi di desa kami bahkan tidak hanya di desa dalam satu Kecamatan untuk acara Maulid Nabi kami saling Mengundang antara Desa satu dan desa lainnya.
Sementara dalam acara Maulid Nabi memang sudah menjadi tradisi di daerah kami termasuk petir ini dalam memberikan walimah (besek) termasuk tidak main-main ,bagaimana tidak?
Yahh...
Dalam satu besek menunya adalah  Nasi  Jaja nan kecil telur minimal 5 biji ditambah minimal separuh ayam  matang. sementara untuk satu keluarga biasanya dibebankan membuat besek lima hingga enam besek bahkan untuk warga yang dianggap mampu kadang dibebankan lebih ih bisa 10 hingga 12 besek karena saya ingat betul ketika almarhum Bapak saya Tugiman masih hidup , beliau membuat besek minimal 12 hingga 14 besek. Tentu saja itu bukanlah hal yang ringan di mana  desa petir ini kebanyakan warganya bukanlah warga yang mampu.
Mereka dibebankan membuat walimahan atau besek 6 hingga 7 besek per KK, yang kalau dihitung-hitung dalam bentuk duit kita biasanya menyiapkan duit minimal Rp700.000 hingga Rp1.000.000. Dan itu berlangsung sudah dari masa kemasa hingga saat ini.
Itulah salah satu perbedaan atau bedanya antara desa Petir dengan desa lainnya karena untuk desa lainnya saya tahu persis untuk acara Maulid Nabi mereka tidak memerlukan persiapan seperti itu mereka hanya cukup membuat 1 besek paling banyak 2 besek ,Tentu saja sangat ringan beda dengan desa Petir.
Itulah salah satu Kenapa saya bilang warga desa Petir kuat dan solid Dan ini juga yang membuat Saya bangga menjadi warga desa ini.
Sebetulnya untuk desa Petir  sendiri ada satu hal yang membuat miris saya hingga saat ini , apa itu?
Yahh...
Dari jalan besar menuju ke desa Petir yang jaraknya kurang lebih 300 meter dari jalan besar (Jalan Poros Bruno Kutoarjo) ini jalan menuju ke desa Petir hanya kurang lebih  satu tapak, bisalah untuk berjalan buat motor , padahal menurut sejarah Desa ini memiliki jalan kurang lebih 4 meter.
Nahh...
Inilah yang masih menjadi polemik hingga saat ini.
Semangat ya sedulurku di desa Petir

Komentar

  1. Mantappp....
    Dongengnya bikin merinding juga gan .
    Di tunggu kunjunganya ya gan https://kumpulana1.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Siap kunbal , thx atas kunjunganya gan

    BalasHapus
  3. Masing-masing Desa mempunyai volume sendiri-sendiri Bang memang ada aja di setiap desa orang-orang yang kurang bijak atau semacam itu deh. sori bang.

    BalasHapus
  4. Iya Gan travelling Memang betul sekali sebetulnya volume kini sudah pernah dimusyawarahkan di desa bahkan sudah dihadiri juga oleh aparat desa dan hasilnya juga nihil nihil juga. Tetapi Ya sudahlah Saya hanya sekedar ingin menulis saja.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

paralayang di bukit Watukumpul Banyumas

kentongan smp pancasila Jatilawang